Kue Balok Imara Jadi Ciri Khas Oleh-oleh Banten
A
A
A
Kue balok ini khas daerah Garut, tetapi dikenal sebagai oleh-oleh atau kuliner Bandung.
Berbeda dengan kue balok yang berasal dari Menes, Pandeglang, Banten. Kue balok ini semacam brownies, lelehan cokelatnya menjadi ciri khas, sehingga disebut kue balok Imara atau browneis Lumer.
Usaha kuliner yang dirintis pasangan Rapih Herdiansyah dan Irafah Mauilan, sejak 13 Januari 2019 bisa menjadi oleh-oleh bagi siapa saja yang datang ke Kota Serang, Banten. Label Imara diambil dari nama tengah putri pertama Rapih dan Ilen, Louisa Imara Herdiansyah.
Nama Imara dianggap oke untuk dijadikan label bisnis kuliner oleh Rapih dan Ilen. “Kami ingin nama Imara sebagai brand bisnis kuliner, seperti halnya brand Kartika Sari. Bedanya, Kartika Sari awalnya dikenal dengan browniesnya, Imara dengan kue baloknya,” kata Ilen.
Dia bertekad mengembang kan bisnis kulinernya dengan label Imara, yang tidak hanya memproduksi dan menjual kue balok, tetapi juga aneka makanan lainnya. Bahkan, sejak Mei 2019, Imara mengeluarkan produk minuman berbahan dasar kopi yang diberi nama Kopi Kocok Imara.
Ide awal bisnis ini bermula akhir 2018. Rapih melihat peluang bisnis kuliner atau makanan/camilan semakin bagus. “Malah awalnya kita mau bikin camilan-camilan kecil seperti keripik singkong, dan camilan lain yang dijual di warung-warung kecil Rp1.000.
Kita rencana mau pasok jajanan-jajanan ke warung-warung, karena itu juga peluang besar. Hitung saja dalam satu kota, ada berapa warung kecil. Seandainya dalam satu kota atau bahkan seluruh kota, snack-snack-nya kita yang pasok, itu bisa jadi bisnis yang menguntungkan,” paparnya.
Meski demikian, dalam membangun bisnis ada banyak tantangan dan yang harus dihadapi. Pertama permodalan, karena Rapih dan Ilen tidak mau bergantung atau memanfaat kan permodalan dari bank.
“Kami sepakat tidak pakai uang bank, kita optimalkan sumber daya yang ada. Sambil niatan kami, sedikit-sedikit menghapus hal-hal yang berbau riba,” tuturnya.Dalam pengembangan bisnis, pemasaran juga men jadi kunci. Sejak awal, Rapih dan Ilen sadar bahwa cara pemasaran secara daring.
“Kami memanfaatkan aplikasi WhatsApp, medsos seperti Instagram dan Facebook. Saya rasakan luar biasa, banyak orang datang dan order kue balok Imara, dari berbagai daerah, luar Provinsi Banten, bahkan pernah ada dari Malaysia telepon kita pesan kue balok,” ungkapnya.
Kunci utama yang lain adalah rasa dan desain produk. Kualitas bahan yang kita pakai semuanya yang kualitas nomor satu untuk bahan kue. Kemasan kita desain sebaik mungkin, foto-foto produk kita jaga.
Orisinal kita ambil foto-foto semua produk kita secara baik. Lokasi usaha ini berada di Jalan Ciwaru Raya, Kota Serang, Banten (dekat Kampus C Untirta). Awal Juli nanti, insyaallah pindah ke tempat baru yang lebih representatif, di Ruko Kaujon Mansion, Link. Klunjukan, Serang, Kota Serang. (Teguh Mahardika)
Berbeda dengan kue balok yang berasal dari Menes, Pandeglang, Banten. Kue balok ini semacam brownies, lelehan cokelatnya menjadi ciri khas, sehingga disebut kue balok Imara atau browneis Lumer.
Usaha kuliner yang dirintis pasangan Rapih Herdiansyah dan Irafah Mauilan, sejak 13 Januari 2019 bisa menjadi oleh-oleh bagi siapa saja yang datang ke Kota Serang, Banten. Label Imara diambil dari nama tengah putri pertama Rapih dan Ilen, Louisa Imara Herdiansyah.
Nama Imara dianggap oke untuk dijadikan label bisnis kuliner oleh Rapih dan Ilen. “Kami ingin nama Imara sebagai brand bisnis kuliner, seperti halnya brand Kartika Sari. Bedanya, Kartika Sari awalnya dikenal dengan browniesnya, Imara dengan kue baloknya,” kata Ilen.
Dia bertekad mengembang kan bisnis kulinernya dengan label Imara, yang tidak hanya memproduksi dan menjual kue balok, tetapi juga aneka makanan lainnya. Bahkan, sejak Mei 2019, Imara mengeluarkan produk minuman berbahan dasar kopi yang diberi nama Kopi Kocok Imara.
Ide awal bisnis ini bermula akhir 2018. Rapih melihat peluang bisnis kuliner atau makanan/camilan semakin bagus. “Malah awalnya kita mau bikin camilan-camilan kecil seperti keripik singkong, dan camilan lain yang dijual di warung-warung kecil Rp1.000.
Kita rencana mau pasok jajanan-jajanan ke warung-warung, karena itu juga peluang besar. Hitung saja dalam satu kota, ada berapa warung kecil. Seandainya dalam satu kota atau bahkan seluruh kota, snack-snack-nya kita yang pasok, itu bisa jadi bisnis yang menguntungkan,” paparnya.
Meski demikian, dalam membangun bisnis ada banyak tantangan dan yang harus dihadapi. Pertama permodalan, karena Rapih dan Ilen tidak mau bergantung atau memanfaat kan permodalan dari bank.
“Kami sepakat tidak pakai uang bank, kita optimalkan sumber daya yang ada. Sambil niatan kami, sedikit-sedikit menghapus hal-hal yang berbau riba,” tuturnya.Dalam pengembangan bisnis, pemasaran juga men jadi kunci. Sejak awal, Rapih dan Ilen sadar bahwa cara pemasaran secara daring.
“Kami memanfaatkan aplikasi WhatsApp, medsos seperti Instagram dan Facebook. Saya rasakan luar biasa, banyak orang datang dan order kue balok Imara, dari berbagai daerah, luar Provinsi Banten, bahkan pernah ada dari Malaysia telepon kita pesan kue balok,” ungkapnya.
Kunci utama yang lain adalah rasa dan desain produk. Kualitas bahan yang kita pakai semuanya yang kualitas nomor satu untuk bahan kue. Kemasan kita desain sebaik mungkin, foto-foto produk kita jaga.
Orisinal kita ambil foto-foto semua produk kita secara baik. Lokasi usaha ini berada di Jalan Ciwaru Raya, Kota Serang, Banten (dekat Kampus C Untirta). Awal Juli nanti, insyaallah pindah ke tempat baru yang lebih representatif, di Ruko Kaujon Mansion, Link. Klunjukan, Serang, Kota Serang. (Teguh Mahardika)
(nfl)